Pengertian Sudut Pandang dalam Sebuah Cerita dan Contohnya

Sudut Pandang – Halo semuanya, selamat datang di ceritaihsan.com. Kali ini kita akan membahas pengertian sudut pandang sebuah cerpen dan contohnya. Ada empat jenis sudut pandang dalam suatu cerita. Mungkin langsung saja kita bahas. Berikut ulasannya …

Biar tambah berkah, jangan lupa baca basmallah dulu sebelum membaca..
Bismillahirromanirrohim..

Pengertian Sudut Pandang

gambar-sudut pandang
pexels.com

Sudut pandang adalah cara pengarang sebuah cerita untuk menempatkan di mana dia akan menjadi dalam sebuah cerita. Dari sudut mana penulis memandang dirinya di sebuah karangan.

Jadi ketika penulis mengarang sebuah cerita maka penulis tersebut akan menggunakan salah satu sudut pandang untuk menggambarkan dimana letak penulis berada.

Dengan mengetahui jenis sudut pandang dan cara menggunakannya, maka akan sangat membantu untuk membuat sebuah karangan yang bagus.

Dalam sebuah cerita tidak selalu sama mengenai sudut pandang. Kadang ada cerita yang bagus jika dibuat dengan menggunakan sudut pandang pertama, kadang juga dalam cerita lain tidak. Tergantung dari cerita itu sendiri bagaimana.

Maka dari itu kita harus paham dan tau mengenai hal ini. Dengan begitu kita dapat pengetahuan mengenai sudut pandang dan dapat membuat sebuah cerita tersebut menjadi lebih menarik. Kalian bisa cek juga mengenai apa itu sudut pandang di wikipedia.

Baiklah, apa saja jenis sudut pandang tersebut ..

Janis Sudut Pandang dalam Sebuah Cerita

Ada empat jenis sudut pandang dalam sebuah cerita, yaitu :

1. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama

sudut pandang aku
pexels.com

Sudut pandang orang pertama adalah sudut pandang yang penulis mengisahkan dirinya sendiri dalam sebuah cerita. Kata ganti yang biasa digunakan adalah ‘aku’ atau ‘saya’. 

Dalam sudut pandang ini, penulis menceritakan kisah ‘aku’ atau dirinya sendiri sebagai tokoh utama dan paling sering muncul. Dalam ceritanya juga, sudut pandang ‘aku’ adalah tokoh yang paling terkena problematika ketimbang tokoh pendukung lainya.

Semua hal yang tidak ada kaitannya dengan tokoh ‘aku’ hanya digunakan sebagai hiasan semata, pendukung cerita tersebut. Biasanya masalah yang berkaitan dengan tokoh ‘aku’ juga yang akan paling sering mucul, setelah tokoh ‘aku’ itu sendiriEntah itu musuh yang dihadapi, atau orang yang berada di sampingnya yang selalu mendampingi, masalah yang dihadapi dan lain sebagainya.

Contoh :

“Tubuhku seperti jatuh dari atas gedung bertingkat puluhan kali lipat menghantam bumi. Rusukku seperti patah tak berbentuk setelah pekerjaan tadi pagi.

Seluruh tubuhku letih tak karuan karena saking capeknya. Hingga kini kepalaku serasa dibenturkan tembok terus-menerus saking sakitnya.

Seharian aku dipaksa kerja tanpa henti dari pagi sampai sore hari. Bahkan untuk makan siangpun tidak sempat sama sekali. Sungguh aku diperlakukan sangat tidak manusiawi.

Aku merasa ingin keluar saja dari pekerjaan itu. Aku sudah tidak tahan lagi jika diperlakukan seperti ini. Tapi karena kehidupan yang mendesak, aku tidak bisa keluar begitu saja dari pekerjaan ini.

Jika aku keluar dari pekerjaan ini, lantas aku akan kerja apa. Aku hanya anak lulusan SMP yang tak berpendidikan, hidup dikeluarga miskin. Ibu bapakku juga sudah tidak mampu untuk membiayai aku sekolah.

Halam hati kecilku, aku ingin sekali sekolah lagi. Aku ingin belajar bersama teman-teman, bisa bercanda, mendapat ilmu, pengalaman dan banyak lagi. Tapi tak jarang juga aku mengaca pada diriku, makan saja aku kesusahan apalagi dengan sekolah yang butuh biaya banyak.

Aku harus mengorbankan semua angan-agan itu. Aku harus terus hidup dan kerja keras. Mungkin aku kehilangan belajar di bangku sekolah. Tapi aku tidak boleh kehilangan semangatku untuk menggapai cita-cita.”

Baca juga : 200+ Pantun Cinta, Jenaka, Nasehat, Islami, dan Lain Sebagainya

2. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan

sudut pandang dia
pexels.com

Sudut pandang orang pertama sebagai tokoh sampingan adalah sudut pandang yang penulis mengisahkan dirinya sendiri tapi hanya sekedar untuk pengantar kepada tokoh yang sesungguhnya.

Jadi sudut pandang ini penulis hanya mengamati seorang tokoh yang paling tersorot. Kata ganti yang digunakan dalam sudut pangang ini adalah ‘aku’ atau ‘saya‘, terus disambung dengan menceritakan sesosok tokoh yang berperan penting dalam cerita tersebut.

Tokoh ‘aku’ dalam sudut pandang ini hanya digunakan untuk membawakan cerita kepada para pembaca agar mengetahui tokoh utamanya. Lalu bila cerita dari tokoh utama telah usai, peran ‘aku’ kembali hadir.

Bisa diartikan tokoh ‘aku’ ini hanya sebagai saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita.

Contoh :

“Setiap malam hari, tepatnya pada jam 9.00 duduklah seorang pria tua dengan jas hitam dan topi bundar di kursi depan rumah seberang jalan. Dia adalah pak Luqman. Orang tua itu sering menghabiskan waktu malamnya duduk santai di tempat itu sendirian. Aku kenal dengan orang itu, sering juga menyapanya pada malam hari jika bertemu. Tempat tinggalnya pun tak jauh dari tempat tinggalku, hanya berjarak beberapa rumah.

Dia suka dengan duduk sendirian dekat dengan rumahku hanya ingin mencari ketenangan. Dengan diterangi lampu jalan, dibawah pohon besar nan rindang, baginya, melihat orang lalu-lalang di malam hari sudah membuat hatinya tenang.

Malam hari kemaren, aku yang baru pulang dari kerja sempat mampir menghampirinya, di kursi panjang tersebut aku ngobrol beberpa kata dengannya.

Itulah pak Lukman. Orang tua yang suka duduk sendiri di pinggir jalan”

Baca juga : Pengertian Kalimat Majemuk (lengkap) dengan Ciri dan Contohnya

3. Sudut pandang orang ketiga serba tahu

sudut pandang orang
pexels.com

Sudut pandang orang ketiga serba tahu adalah sudut pandang yang penulis mengisahkan sosok seseorang dalam sebuah cerita, dan pengarang tau segalanya tentang orang tersebut.

Kata ganti yang digunakan dalam sudut pandang ini adalah ‘dia’ atau sebuah ‘nama’.

Dalam hal ini penulis mengkisahkan seluruhnya tentang ‘dia’. Entah apa yang terjadi, apa yang dialami, perasaannya, firasat dan segalanya. Penulis harus tahu segalanya tentang sosok tersebut dengan detail dan menarik.

Sehingga pembaca akan mengira jika sosok dia itu memang benar-benar hebat, jika ceritanya tentang motivasi. Bisa juga benar-benar melas, kalau ceritanya sedih. Tergantung dengan pengarang itu sendiri.

Lebih spesifiknya pengarang sama sekali tidak terlibat ke dalam cerita tersebut. Karena dari sudut pandang ini pengarang mengisahkan tentang seseorang sebagai tokoh utama.

Contoh :

“Henri berlari sekencang mungkin sejauh yang dia bisa. Tubuh kecilnya menambah mudah untuk berlari, melompat di jalanan yang berbatu dan berlumpur. Sandal jepit yang dilepas dan digenggamkan ke tangan menambah kecepatan dia berlari.

Dalam benaknya dia gak boleh kena dan tersentuh oleh temannya. Karena jika dia tersentuh, maka dia yang akan jaga. Hal yang paling menjengkelkan menurut dia.

Sore itu di sawah yang basah, Henri bersama teman-temannya sedang bermain petak umpet. Tapi permainan itu agak berbeda. Yang jaga harus menyentuh tubuh seseorang terlebih dahulu untuk menggantikan tugas jaga tersebut. Jadi selama tidak kena, maka dia tidak akan jadi penjaganya.

Permainan ini sering dilakukan oleh Henri bersama teman-temannya setiap waktu sore. Menurut Henri bahagia itu simpel. Bisa kumpul dan bermain dengan teman sepermainan itu sudah cukup menyenangkan. Begitulah Henri si bocah dari desa. ”

Baca juga : Pengertian Kalimat Efektif (lengkap) Ciri, Syarat dan Contohnya

4. Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat

sudut pandang orang ketiga pengamat
pexels.com

Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat ini mirip dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Perbedaanya adalah penulis seperti tidak tahu apa-apa tentang sudut pandang ini.

Kata ganti yang biasa digunakan adalah ‘dia’ tapi hanya dapat dibahami bagian luarnya saja. Kita sebagai pembaca hanya tahu sekilas dari sosok utama ini, hanya dengan panca indra yang diceritakan oleh penulis saja.

Jadi sosok tokoh utama ini dibuat misterius oleh pengarang cerita. Seolah-olah pengarangnya sendiri tidak tau tokoh ini bagaimana.

Contoh :

“Di dalam kelas, tiba-tiba datang seorang guru yang tidak pernah dikenal oleh seluruh murit. Langsung saja dia se-enaknya masuk tanpa salam dan duduk di kursi guru. Padahal saat itu adalah pelajaran biologi di kelas tersebut. Pelajaran yang paling dinanti-nanti oleh para murit. Karena gurunya yang asik banget dan pelajaran yang paling menyenangkan.

Tapi kenapa bukan guru biologi yang datang, kenapa harus dia, siapa dia kok berani-beraninya menggantikan guru yang paling favorit di kalangan murit-murit.

Seketika saja para murit memberi muka cuek dan jutek ketika guru tersebut duduk memandangi murit-murit. Hampir tidak ada yang ingin memandang pada sosok muka guru yang ada di hadapan mereka. Tak peduli, pelajaran biologi hanya ada tiga kali dalam seminggu. Sayang sekali jika terlewat dan tidak bertemu dengan guru yang ter-favorit di sekolahan

Seorang pria dengan dasi warna biru dan batik tersebut memandangi anak-anak sekeliling meluas kebelakang. Lalu dia tersenyum kepada seluruh murit sembari berkata “selamat pagi anak-anak, saya adalah guru biologi kalian yang baru.”

Baca juga : Contoh Cerpen Singkat, Cinta, Lucu, Persahabatan Lengkap dengan Penjelasanya

Seperti itulah pengertian dan penjelasan mengenai sudut pandang pada sebuah cerita. Semoga kalian bisa mengambil manfaat dari membaca artikel ini. Jangan lupa selalu kunjungi web kami karena sebisa mungkin akan ada info-info menarik yang update setiap harinya, di ceritaihsan.com.

Udah gitu dulu,

Salam dan Terimakasih! 🙂

Leave a Comment